Siapa yang Menggerakkan Penggugat Ijazah Jokowi dan Apa Tujuannya?
![]() |
Tujuan dan siapa yang menggerakkan penggugat ijasah Jokowi. |
Kontroversi seputar ijazah Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik. Kasus ini mencuat ke permukaan setelah seorang warga bernama Bambang Tri Mulyono mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menyatakan bahwa ijazah Presiden Jokowi yang digunakan saat mencalonkan diri sebagai presiden tidak sah atau palsu. Isu ini menjadi semakin panas ketika muncul dugaan bahwa Bambang tidak bergerak sendiri. Banyak yang mempertanyakan: siapa aktor di balik layar yang mendorong gugatan ini, dan apa sebenarnya tujuan mereka?
Awal Mula Gugatan Ijazah Jokowi
Gugatan Bambang Tri Mulyono diajukan dengan dasar bahwa ijazah Jokowi saat lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sebelumnya dari SMA Negeri 6 Solo diduga tidak dapat diverifikasi secara meyakinkan. Ia juga menyebut terdapat kejanggalan pada dokumen administratif, perbedaan tanda tangan, serta kesaksian beberapa orang yang mengaku sebagai teman seangkatan namun tidak mengenal Jokowi.
Meski pihak UGM dan sekolah menengah yang bersangkutan telah memberikan klarifikasi resmi dan menyatakan ijazah tersebut asli, isu ini tetap tidak surut. Bahkan sejumlah media dan tokoh politik ikut angkat bicara, memperpanjang polemik di ruang publik.
Siapa Bambang Tri Mulyono?
Bambang Tri bukan nama asing dalam dunia kontroversi politik. Ia dikenal sebagai penulis buku berjudul "Jokowi Undercover" yang telah dilarang beredar karena dianggap berisi fitnah dan tidak berdasarkan fakta. Bambang bahkan pernah dipenjara karena pelanggaran UU ITE akibat isi buku tersebut.
Muncul pertanyaan besar: apakah Bambang benar-benar bergerak atas inisiatif pribadi, atau ada kekuatan politik tertentu yang berada di belakangnya?
Dugaan Aktor di Balik Layar Penggugat Ijasah Jokowi
Berbagai analis politik dan pengamat menyebut bahwa kemungkinan besar ada aktor politik yang mendorong isu ini ke permukaan. Tujuannya diduga untuk mendeligitimasi warisan politik Jokowi menjelang Pemilu 2029, sekaligus merusak citra koalisi dan partai yang dekat dengannya.
Beberapa pengamat juga mengaitkan isu ini dengan dinamika politik internal dan eksternal partai politik, termasuk faksi-faksi yang tidak sepakat dengan arah kebijakan Jokowi selama dua periode kepemimpinannya. Mereka memanfaatkan ketidakpuasan publik terhadap berbagai kebijakan sebagai bahan bakar untuk membangkitkan kembali isu lama.
Apa Tujuan di Balik Gugatan ijasah Jokowi Ini?
-
Delegitimasi Warisan Politik Jokowi
Meskipun masa jabatan Presiden Jokowi sudah berakhir, pengaruh politiknya masih kuat, terutama melalui tokoh-tokoh seperti Gibran Rakabuming Raka (putra Jokowi) dan jaringan politik lainnya. Dengan menggoyahkan kredibilitas ijazah, ada upaya untuk mendiskreditkan fondasi legal dan moral Jokowi sebagai pemimpin, yang bisa berdampak terhadap calon yang diusungnya di masa depan. -
Mengacaukan Stabilitas Politik Menjelang 2029
Indonesia memasuki masa transisi kekuasaan yang krusial menuju Pemilu 2029. Isu-isu seperti ini bisa menciptakan instabilitas politik dan memecah belah opini publik, terutama jika diperkuat oleh media sosial. Tujuannya bisa untuk menciptakan keuntungan bagi kelompok atau koalisi tertentu yang bersaing. -
Mendapatkan Eksposur Politik
Gugatan seperti ini juga bisa menjadi sarana bagi individu atau kelompok tertentu untuk mendapatkan perhatian publik, terutama jika mereka memiliki agenda tersembunyi seperti pencalonan politik, penjualan buku, atau memperoleh dukungan dana dari simpatisan yang sepaham. -
Menekan Lembaga Negara
Dengan menggugat legalitas dokumen resmi seorang presiden, kelompok ini secara tidak langsung juga sedang menguji kekuatan lembaga negara seperti KPU, UGM, dan lembaga pengadilan. Bila gugatan tersebut diterima atau menimbulkan kegaduhan hukum, ini bisa dijadikan preseden untuk menggugat tokoh-tokoh lain di masa depan.
Respons Pemerintah dan Lembaga Terkait ijasah Jokowi
Pihak UGM sudah menyatakan secara resmi bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah asli dan tercatat sah di lembaga pendidikan tersebut. Rektor UGM menegaskan bahwa Jokowi memang terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan dan lulus pada 1985. Hal ini juga didukung oleh arsip dan kesaksian dosen serta alumni lainnya.
Sementara itu, Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung menyatakan bahwa proses hukum akan tetap mengikuti prosedur, namun menekankan pentingnya data valid, bukan asumsi atau opini.
Narasi ijasah palsu Jokowi di Media Sosial
Di media sosial, isu ini berkembang liar. Beberapa akun anonim menyebarkan foto dan dokumen yang disebut sebagai "bukti palsunya ijazah Jokowi", namun mayoritas dari konten tersebut tidak dapat diverifikasi. Banyak ahli menyebut bahwa informasi ini didaur ulang dari tuduhan lama yang telah dibantah berkali-kali.
Sayangnya, sebagian masyarakat masih mudah terpengaruh oleh narasi yang disusun secara sistematis dan menggugah emosi. Hal ini menunjukkan bahwa literasi digital dan kemampuan memverifikasi informasi masih menjadi tantangan besar.
Penggunaan isu pribadi atau administratif sebagai alat untuk menyerang politikus bukanlah hal baru di Indonesia maupun dunia. Dalam kasus Jokowi, isu ijazah telah digunakan sejak pemilu 2014, namun tetap kembali digunakan karena terbukti mampu menggugah emosi masyarakat tertentu.
Taktik ini biasanya digunakan oleh pihak yang merasa tidak mampu menang dalam kontestasi gagasan atau elektabilitas. Dengan menggiring opini bahwa seorang tokoh besar seperti Jokowi "memalsukan ijazah", mereka berharap menciptakan keraguan dan ketidakpercayaan publik terhadap semua hal yang berhubungan dengannya.
Gugatan ijazah Jokowi bukanlah murni persoalan administratif, namun sarat akan muatan politik. Aktor di balik Bambang Tri kemungkinan besar memiliki agenda tersembunyi yang berkaitan dengan peta kekuasaan pasca-Jokowi. Tujuannya bukan semata mencari kebenaran, melainkan menggoyahkan fondasi legitimasi seorang tokoh besar yang masih punya pengaruh dalam kontestasi politik ke depan.
Bagi masyarakat, penting untuk tetap kritis dan menyaring informasi dari sumber terpercaya. Isu seperti ini harus dijawab dengan fakta dan kesadaran bahwa politik tidak selalu berjalan jujur—seringkali penuh strategi untuk menjatuhkan lawan dengan cara apa pun, termasuk melalui isu ijazah.
Rate This Article
Thanks for reading: Siapa Menggerakkan Penggugat Ijasah Jokowi , Sorry, my English is bad:)