Benarkah Kasmudjo Dosen Pembimbing Jokowi di UGM?

Ir. Kasmudjo membantah jadi dosen pembimbing skripsi jokowidodo.

 Apa BENAR KASMUDJO DOSEN JOKOWI DI UGM?

Ir. Kasmudjo membantah jadi dosen pembimbing skripsi jokowidodo.
Ir. Kasmudjo membantah jadi dosen pembimbing skripsi jokowidodo.

RadioKonoha.Com
Yogyakarta
— Polemik mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali memantik perhatian publik. Salah satu nama yang mencuat dalam pusaran kontroversi ini adalah Ir. Kasmudjo, dosen pensiunan dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia disebut-sebut sebagai dosen pembimbing akademik Jokowi selama menempuh pendidikan sarjana di UGM. Namun, apakah benar Kasmudjo adalah dosen pembimbing skripsi Jokowi? Atau ada kesalahan persepsi yang berkembang di tengah masyarakat?

Artikel ini mencoba mengurai duduk perkara tersebut secara faktual dan berimbang berdasarkan pernyataan langsung Kasmudjo, keterangan dari pihak UGM, serta catatan historis pendidikan Presiden Jokowi.

Jejak Akademik Jokowi di UGM

Mantan Presiden Joko Widodo, yang pernah menjabat dua periode sebagai Presiden Republik Indonesia, adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM. Ia tercatat sebagai mahasiswa angkatan 1980 dan lulus pada tahun 1985. Bidang keilmuannya kala itu fokus pada Teknologi Hasil Hutan.

Selama kuliah, Jokowi dikenal sebagai mahasiswa yang aktif, sederhana, dan rajin. Menurut beberapa testimoni dari rekan seangkatannya, Jokowi bukan tipe yang menonjol secara sosial, namun memiliki semangat belajar yang tinggi. Di sinilah nama Ir. Kasmudjo mulai disebut sebagai sosok yang pernah membimbing Jokowi, khususnya dalam aspek akademik secara umum.

Kasmudjo Bukan Pembimbing Skripsi Jokowi

Dalam wawancara yang dilakukan oleh media massa pada awal Mei 2025, Ir. Kasmudjo dengan tegas menyatakan bahwa dirinya memang pernah menjadi pembimbing akademik Jokowi. Namun, ia membantah pernah menjadi pembimbing skripsi Jokowi.

“Saya memang dosen pembimbing akademik Pak Jokowi saat kuliah di UGM, tapi bukan pembimbing skripsinya. Pembimbing skripsi beliau adalah Prof. Sumitro,” tegas Kasmudjo kepada wartawan.

Penegasan ini penting, mengingat banyak pihak yang keliru menafsirkan posisi Kasmudjo sebagai pembimbing skripsi. Dalam sistem akademik UGM pada era 1980-an, pembimbing akademik berperan lebih kepada pendamping studi secara umum, bukan khusus dalam penulisan tugas akhir.

Sistem Pembimbingan Mahasiswa di UGM pada Era 1980-an

Untuk memahami peran Kasmudjo lebih lanjut, penting untuk memahami struktur pembimbingan di UGM saat itu. Mahasiswa biasanya mendapatkan dua jenis pembimbing: dosen wali akademik yang membantu mahasiswa dalam perencanaan studi dan konsultasi akademik umum, dan dosen pembimbing skripsi yang mendampingi mahasiswa dalam penulisan tugas akhir.

Dosen wali biasanya sudah ditentukan sejak mahasiswa pertama kali masuk kuliah, sementara pembimbing skripsi ditentukan pada semester akhir berdasarkan topik dan bidang keahlian dosen.

Dengan demikian, posisi Kasmudjo sebagai dosen pembimbing akademik Jokowi tidak serta merta berarti ia terlibat langsung dalam penyusunan skripsi Jokowi. Ini menjawab kerancuan yang banyak terjadi di kalangan publik belakangan ini.

Dugaan Pemalsuan Ijazah jokowi

Isu mengenai keaslian ijazah Jokowi sempat kembali mencuat setelah seorang warga menggugat Presiden Jokowi dan pihak UGM ke pengadilan. Dalam gugatan tersebut, nama Kasmudjo juga ikut disebut sebagai salah satu pihak yang dianggap mengetahui keabsahan proses pendidikan Jokowi.

Mendapatkan panggilan hukum dalam usia pensiun dan tidak lagi aktif di kampus, Kasmudjo mengaku merasa tertekan dan tidak nyaman. Ia pun sempat meminta pendampingan kepada pihak Fakultas Kehutanan UGM.

“Saya tidak siap jika harus menghadapi proses hukum sendiri. Saya sudah tua, sudah pensiun. Makanya saya menghubungi pihak fakultas untuk meminta bantuan hukum,” ungkapnya.

Respons Jokowi Terhadap Pernyataan Kasmudjo

Menanggapi situasi ini, Presiden Jokowi menunjukkan sikap empatik. Dalam kunjungannya ke kediaman Kasmudjo di Sleman pada awal Mei 2025, Jokowi menyampaikan rasa terima kasih kepada sang dosen atas kontribusinya selama masa perkuliahan. Dalam pertemuan hangat tersebut, Jokowi juga sempat menawarkan bantuan hukum kepada Kasmudjo, meski tawaran tersebut ditolak secara halus karena Kasmudjo telah mendapatkan bantuan dari pihak UGM.

Pertemuan tersebut turut diabadikan dan menjadi perhatian publik. Banyak yang menilai hubungan antara Jokowi dan Kasmudjo mencerminkan nilai-nilai penghormatan terhadap guru yang masih dijunjung tinggi.

Posisi UGM dalam Isu Ijasah Jokowi 

Pihak UGM melalui Humas Fakultas Kehutanan juga memberikan keterangan resmi. Mereka menyatakan bahwa dokumen akademik Presiden Jokowi masih tersimpan rapi dan otentik di arsip kampus. Tidak ada indikasi pemalsuan atau manipulasi dalam catatan akademik Jokowi.

UGM juga menegaskan bahwa proses studi dan kelulusan Jokowi telah memenuhi seluruh persyaratan administratif dan akademik. Mengenai gugatan hukum yang turut menyeret nama dosen pensiunan seperti Kasmudjo, UGM menyatakan siap memberikan perlindungan hukum kepada dosen yang digugat tanpa dasar kuat.

Mengapa Nama Kasmudjo Muncul dalam Polemik Ijasah Jokowi?

Nama Kasmudjo menjadi sorotan karena ia adalah satu dari sedikit dosen yang pernah menyatakan pernah membimbing Jokowi. Namun, dalam era digital seperti sekarang, pernyataan yang tidak lengkap atau kurang tepat sering kali disalahartikan, lalu berkembang menjadi asumsi liar di ruang publik.

Kasmudjo sendiri pernah menyatakan bahwa ia hanya mengenal Jokowi sebagai mahasiswa yang rajin dan tidak banyak bicara. Tidak ada yang istimewa, menurutnya, karena Jokowi sama seperti mahasiswa lain pada umumnya. Namun, keterlibatannya sebagai dosen pembimbing akademik membuat namanya tetap muncul dalam setiap perdebatan mengenai riwayat pendidikan Jokowi.


Isu mengenai keaslian ijazah Jokowi dan keterlibatan Kasmudjo sebenarnya mencerminkan betapa pendidikan telah menjadi komoditas politik di era modern. Validitas akademik, yang seharusnya berdiri di atas prinsip keilmuan dan etika, sering kali dijadikan senjata politik untuk merongrong legitimasi seseorang.

Kasmudjo, dalam hal ini, menjadi korban dari narasi politik yang berkembang. Sebagai pensiunan dosen, ia tidak memiliki kepentingan politik apa pun. Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai pendidik pada masanya.

Namun, dalam era pascakebenaran (post-truth), fakta akademik pun bisa dibingkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan persepsi yang tidak sesuai kenyataan.


Jadi, benarkah Kasmudjo dosen pembimbing Jokowi di UGM? Jawabannya: ya, namun dalam kapasitas sebagai pembimbing akademik — bukan sebagai pembimbing skripsi. Kasmudjo tidak pernah membimbing penyusunan tugas akhir Jokowi, dan hal ini telah dikonfirmasi olehnya sendiri serta oleh pihak UGM.

Munculnya polemik seputar peran Kasmudjo adalah hasil dari salah tafsir dan narasi politik yang berkembang liar. Sebagai publik yang cerdas, kita perlu memilah informasi secara kritis dan tidak terburu-buru menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan potongan-potongan informasi yang belum lengkap.

Pada akhirnya, penghormatan terhadap para pendidik seperti Kasmudjo seharusnya tetap dijaga. Apalagi jika tidak ada bukti kuat yang menunjukkan adanya kesalahan atau pelanggaran akademik yang dilakukannya.

Rate This Article

Thanks for reading: Benarkah Kasmudjo Dosen Pembimbing Jokowi di UGM?, Sorry, my English is bad:)

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.