Posts

Mandor Kabur Kuli Usia 70Tahun Tak Di Gajih

Pak Hermawan, Kuli Bangunan Usia 70 Tahun Menangis di Warung Nasi: Mandor Kabur, Tak Dibayar, Jalan Kaki dari Cibinong ke Bogor

mandor-kabur-kuli-usia-70tahun-tak-di-gajih

RadioKonoha.Com
Bogor – 27 Mei 2025

Nasib pilu kembali menimpa salah satu pekerja harian di sektor konstruksi. Seorang pria lansia bernama Pak Hermawan, berusia 70 tahun, menjadi sorotan setelah kisah harunya viral di media sosial. Ia tertangkap kamera menangis tersedu di sebuah warung nasi murah di kawasan Suryakencana, Kota Bogor.

Dengan mata sembab dan suara bergetar, Pak Hermawan menceritakan bahwa selama dua minggu terakhir ia bekerja sebagai kuli bangunan namun tidak menerima bayaran sepeser pun. Sang mandor proyek tempatnya bekerja diduga kabur membawa lari upah para pekerja, termasuk miliknya.

“Saya kerja dua minggu, pas waktunya bayar malah kabur mandornya, Mbak. Saya cuma bawa seribu rupiah,” ucapnya sambil mengusap air mata.


Kisah memilukan ini terjadi ketika Pak Hermawan mendatangi sebuah warung nasi murah, dikenal sebagai "Warung Nasi Baru Seribu", di mana pengunjung cukup membayar seribu rupiah untuk sepiring nasi. Awalnya, ia bermaksud makan di tempat, namun mendadak ia meminta nasi yang telah diambilnya dibungkus saja.

Dengan suara lirih, ia berkata, “Saya bungkus aja buat anak istri di rumah, mereka juga belum makan.”

Penjual warung dan pengunjung lain yang menyaksikan momen itu tak kuasa menahan haru. Seorang pria seusia senja, kelelahan dan lapar, justru memikirkan keluarga di rumah terlebih dahulu ketimbang perutnya sendiri.


Perjuangan Pak Hermawan tidak hanya berhenti di situ. Karena tidak memiliki ongkos pulang, ia memutuskan untuk berjalan kaki dari lokasi proyek di Cibinong menuju rumah kontrakannya di kawasan Bondongan, Kota Bogor. Perjalanan sejauh lebih dari 20 kilometer itu ditempuhnya dengan langkah berat dan tubuh lelah.

“Saya pikir mandor masih di sana, makanya saya nungguin. Tapi udah dua minggu gak ada juga. Uang saya habis buat makan seadanya, gak ada ongkos, jadi jalan aja,” tuturnya lirih.


Kesengsaraan yang dialami Pak Hermawan belum berakhir. Karena tak mampu membayar uang sewa kontrakan, ia bersama istri dan anak-anaknya terancam terusir dari tempat tinggal mereka. Keterlambatan bayaran dari pekerjaan sebelumnya dan tidak adanya upah dari proyek terakhir membuat ekonomi keluarganya benar-benar terpuruk.

“Saya udah nunggak kontrakan. Kalau sampai diusir, saya gak tahu mau tinggal di mana lagi,” kata dia dengan tatapan kosong.


Kisah Pak Hermawan menyentuh hati banyak orang. Netizen pun ramai membagikan kisahnya sebagai bentuk solidaritas dan empati terhadap perjuangan para pekerja kasar yang seringkali diabaikan haknya. Banyak yang berharap pihak berwenang dapat menindak tegas mandor-mandor proyek yang melarikan diri tanpa membayar upah buruh.

“Negara harus hadir dalam kasus seperti ini. Hak buruh harus dijamin. Jangan sampai keringat mereka dikhianati,” tulis salah satu netizen dalam unggahan videonya.


Pasca kisah ini viral, beberapa warga Bogor yang mengetahui keberadaan Pak Hermawan mulai menggalang bantuan. Beberapa organisasi kemanusiaan lokal juga mulai mencari informasi untuk menyalurkan bantuan, baik dalam bentuk uang tunai, kebutuhan pokok, hingga tempat tinggal sementara.

Pemilik Warung Nasi Baru, tempat Pak Hermawan tertangkap kamera, mengaku sudah beberapa kali melihat lansia seperti dirinya yang datang hanya dengan uang recehan.

“Kami buka warung ini memang untuk bantu yang kesulitan. Kalau ada yang gak bisa bayar pun kita kasih. Tapi Pak Hermawan itu bikin hati saya benar-benar hancur,” ujarnya sambil menahan tangis.


Kisah Pak Hermawan adalah potret nyata dari wajah buram pekerja informal di Indonesia. Di tengah gemuruh pembangunan dan proyek-proyek besar, masih ada sosok-sosok seperti beliau yang menahan lapar, berjalan puluhan kilometer, dan tetap memikirkan keluarganya meski dalam derita.

Kita semua berharap, kisah ini tidak hanya viral dan berlalu begitu saja, namun menjadi alarm bagi kita semua – bahwa masih banyak orang yang butuh perlindungan, keadilan, dan uluran tangan.



Rate This Article

Thanks for reading: Mandor Kabur Kuli Usia 70Tahun Tak Di Gajih, Sorry, my English is bad:)

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.